Menkes Akui Fasyankes untuk Pasien Jantung, Stroke dan Kanker Belum Merata di Indonesia

Menkes Akui Fasyankes untuk Pasien Jantung, Stroke dan Kanker Belum Merata di Indonesia

Laporan reporter Tribunnews.com, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) yang ada belum mencukupi kebutuhan masyarakat.

Terutama bagi pasien dengan penyakit serius seperti penyakit jantung, stroke dan kanker yang memerlukan penanganan dan perawatan khusus.

Ia pun mengakui keterbatasan layanan, meski dari sisi pembiayaan, masyarakat merasa lega dengan adanya program BPJS Kesehatan.

Baca juga: Kemenkes Siapkan 13.968 Fasilitas Kesehatan Selama Lebaran, Termasuk 340 Pos Kesehatan

“Kita kekurangan layanan ini (sakit parah), jadi dengan BPJS, semua 200 juta orang sudah bisa dibiayai oleh BPJS untuk mengakses layanan kesehatan jika sakit,” jelas Budi Gunadi, dalam konferensi pers virtual Kinerja ’2022 dan Program Kerja 2023 ‘Kemenkes RI’, Kamis (5/1/2023).

Saat ini, kata dia, Indonesia menghadapi keterbatasan fasilitas kesehatan yang tidak sebanding dengan jumlah pasien yang perlu mendapat pengobatan.

Salah satunya adalah belum meratanya pelayanan jantung sesuai kompetensi.

“Masalah kita sekarang rumah sakit tidak cukup, kalau ada yang bisa memberikan pelayanan yang dibutuhkan masyarakat, terutama penyakit jantung, stroke, kanker (masih) kurang,” kata Budi Gunadi.

Budi Gunadi menekankan bahwa di Indonesia penyakit seperti jantung, stroke dan kanker memiliki tingkat kematian yang tinggi jika dibandingkan dengan penyakit lainnya.

“Karena ketiga penyakit ini memiliki angka kematian tertinggi di masyarakat,” kata Budi Gunadi.

Oleh karena itu, ketika layanan pembiayaan rumah sakit telah selesai melalui penggunaan BPJS Kesehatan, langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah memastikan infrastruktur yang memadai untuk menampung dan merawat pasien.

“Jadi setelah kita berhasil menyelesaikan masalah dari segi demand, karena coverage BPJS sudah lengkap, sekarang kita perlu memastikan infrastruktur kesehatan sudah tersedia,” kata Budi Gunadi.

Perlu diketahui, menurut data yang disampaikan Kementerian Kesehatan pada konferensi pers tersebut, hanya ada 40 rumah sakit pemerintah yang mampu menyediakan layanan kateterisasi jantung atau Laboratorium Kateterisasi (Cath Lab).

Cath Lab adalah tindakan atau prosedur medis yang dilakukan di laboratorium kateterisasi jantung dan angiografi untuk menentukan diagnosis penyakit jantung dan pembuluh darah.

Sedangkan fasilitas kesehatan pemerintah yang mampu melakukan operasi jantung terbuka hanya 10 fasilitas.

Kumpulan Ucapan Selamat Tahun Baru 2023 dalam Bahasa Indonesia dan Inggris, Cocok Dikirim di Medsos Previous post Kumpulan Ucapan Selamat Tahun Baru 2023 dalam Bahasa Indonesia dan Inggris, Cocok Dikirim di Medsos
Bahaya Rokok Elektrik Bagi Kesehatan Menurut Kemenkes: Mulai Penapasan Terganggu hingga Kanker Next post Bahaya Rokok Elektrik Bagi Kesehatan Menurut Kemenkes: Mulai Penapasan Terganggu hingga Kanker