TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Situs budaya megalitikum Gunung Padang yang terletak di Desa Gunung Padang, RT 01/08, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat sepi pengunjung selama pandemi Covid-19.

Bahkan sebelum pandemi Covid-19, tingkat kunjungan wisatawan ke situs megalitikum Gunung Padang masih ramai.

Termasuk juga kunjungan wisatawan mancanegara, namun karena adanya wabah, kunjungan mulai menurun dari biasanya.

Selain dampak Covid-19, Desa Wisata Gunung Padang juga mengalami kerusakan setelah gempa bumi melanda Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Senin (21/11/2022).

Baca juga: Sandiaga Uno Sebut Gempa Cianjur Juga Rusak Kawasan Desa Wisata Desa Gunung Padang

Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, kerusakan menyasar kawasan pintu masuk Desa Wisata yang terletak di Desa Gunung Padang, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur.

“Kerusakannya sekitar 5 persen dan sudah diinformasikan kepada Kepala Dinas Pariwisata Cianjur. Hal ini karena pelaku wisata ekonomi kreatif lebih siap,” ujar Sandiaga usai menghadiri konferensi pers Idea Fest 2022 di JCC Senayan, Kamis (24/11/2018). 2022). .

Lalu bagaimana sejarah awal ditemukannya Situs Megalitikum Gunung Padang di Desa Gunung Padang RT 01/08 Desa Karyamukti Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur?

Apa saja fasilitas wisata di situs Gunung Padang dan keindahan yang bisa dinikmati?

Berikut dirangkum Tribunnews dari berbagai sumber.

Sejarah Penemuan

Oleh beberapa ahli sejarah, Gunung Padang disebut-sebut sebagai situs tertua di dunia yang mengalahkan Piramida Gaza di Mesir.

Diambil dari disparbud.jabarprov.go.id, website ini awalnya ditemukan pada tahun 1914 dan terus diteliti hingga saat ini.

Kompleks punden berundak di Gunung Padang terdiri dari lima teras berundak yang disusun dalam berbagai ukuran.

Baca juga: Sandiaga Gelar Musik Karinding Tambahan Daya Tarik Wisata di Situs Gunung Padang

Teras pertama merupakan bangunan terluas, dengan jumlah batu terbanyak.