Imbas Melonjaknya Inflasi Harga Obat di Pasar Amerika Serikat Naik Mulai Hari Ini

Imbas Melonjaknya Inflasi Harga Obat di Pasar Amerika Serikat Naik Mulai Hari Ini

Reporter Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti melaporkan

TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK – Pembuat obat Amerika seperti Pfizer Inc, GlaxoSmithKline, Bristol-Myers Squibb, AstraZeneca dan Sanofi berencana menaikkan harga obat mereka di pasar AS mulai Januari 2023.

Dirilis dari Reuters, maka sebagian besar produsen obat di AS akan mempertahankan kenaikan 10 persen dari harga sebelumnya. Dimana kenaikan tersebut merupakan harga jual, tidak termasuk potongan harga kepada pengelola apotik dan potongan harga lainnya.

Selain harga obat, rencana harga terapi sel CAR-T Bristol Myers Squibb untuk pengobatan kanker darah pribadi oleh Abecma dan Breyanzi juga diproyeksikan naik hingga 9 persen.

Baca juga: Goldman Sachs: Tahun ini, negara maju dan berkembang masih dihantui inflasi

Meski kebijakan ini mendapat banyak kritik dari berbagai kalangan, untuk meredam dampak inflasi, produsen obat sepakat menaikkan harga guna menghindari eskalasi kerugian di tengah krisis rantai pasok dan ketidakpastian ekonomi global.

Keputusan pembuat obat itu diambil saat industri farmasi AS mempersiapkan Undang-Undang Pengurangan Inflasi (IRA), yang akan memungkinkan rumah sakit atau layanan kesehatan Medicare yang disponsori pemerintah untuk menegosiasikan harga beberapa obat mulai tahun 2026.

“Produsen obat fokus meluncurkan obat mereka dengan harga lebih tinggi karena perhatian yang diberikan pada kenaikan harga tahunan. IRA harus memperhatikan dinamika ini, kata Antonio Ciaccia, presiden pembuat obat 3 Axis.

Diperkirakan kenaikan akan dimulai pada minggu pertama bulan ini, terhitung sejak 1 Januari beberapa produsen telah mengumumkan menaikkan harga jual obatnya.

Misalnya, Pfizer bersiap untuk meningkatkan produksi 89 merek obat, serta 10 merek obat di unit Hospira.

Termasuk obat kanker terlaris Ibrance dan Xalkori sebesar 7,9 persen, kemudian obat penyakit sendi Xeljanz dan dua obat rheumatoid arthritis autoimun serta kolitis ulserativa dengan peningkatan 6 persen.

Meski naik, juru bicara Pfizer mengatakan daftar harga rata-rata obat dan vaksin yang diproduksinya pada 2023 masih terlalu jauh di bawah tingkat inflasi headline sekitar 3,6 persen.

Tak hanya Pfizer, produsen obat GlaxoSmithKline juga berencana menaikkan harga 26 obat, termasuk vaksin herpes zoster Shingrix sebesar 7 persen.

Disusul perusahaan farmasi AstraZeneca yang bersiap menaikkan harga obat kanker darah Calquence, obat kanker paru non sel kecil Tagrisso dan obat asma Fasenra sebesar 3 persen.

Sanofi juga melakukan perbaikan serupa dengan menetapkan harga yang lebih tinggi untuk 14 vaksinnya.

“AstraZeneca selalu mengambil pendekatan harga yang dipertimbangkan dan kami akan terus melakukannya, dengan mempertimbangkan sejumlah faktor,” kata juru bicara perusahaan Brendan McEvoy.

Kemudian dengan peningkatan tersebut, dana yang terkumpul akan dialokasikan ke produsen obat untuk investasi ke depan, seperti mendanai penelitian lebih lanjut untuk menemukan varian obat terbaru.

Apalagi, selama empat tahun terakhir, produsen obat mengalami penurunan pendapatan akibat dampak kebijakan pemerintah berupa potongan harga atau potongan harga yang dibayarkan kepada perusahaan asuransi dan pengelola tunjangan farmasi.

30 Link Twibbon Tahun Baru 2023, Dilengkapi Cara Buat dan Share di Medsos Previous post 30 Link Twibbon Tahun Baru 2023, Dilengkapi Cara Buat dan Share di Medsos
Prancis Wajibkan Turis Asal China Jalani Tes Covid-19 Next post Prancis Wajibkan Turis Asal China Jalani Tes Covid-19