liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
51 Persen Kasus Baru HIV AIDS Terjadi pada Kelompok Remaja, Kemenkes: Target Eliminasi Kian Jauh

51 Persen Kasus Baru HIV AIDS Terjadi pada Kelompok Remaja, Kemenkes: Target Eliminasi Kian Jauh

Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Program HIV dan AIDS Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNAIDS) melaporkan bahwa 51 persen infeksi HIV/AIDS baru terjadi di kalangan remaja di mana setiap 2 menit seorang gadis muda terinfeksi HIV pada tahun 2021.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengaku terkejut dengan data bahwa 51 persen dari 27 ribu kasus HIV baru di Indonesia pada 2021 terjadi pada kelompok remaja. Itu cukup banyak pekerjaan rumah.

Untuk detailnya, di Indonesia terdapat sekitar 543.100 penderita HIV dengan perkiraan 27 ribu kasus infeksi baru pada 2021. 40 persen kasus infeksi baru terjadi pada perempuan.

Sementara itu, lebih dari 51 persen terjadi pada kelompok remaja (usia 15-24 tahun) dan 12 persen infeksi baru terjadi pada anak-anak.

“Saya juga heran, 51 persen di usia remaja. Ini pertanda penularan HIV masih tinggi di negara kita,” kata Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) Kementerian Kesehatan. Maxi Rondonuwu di Jakarta, Kamis (12/1/2022).

Baca juga: HIV Tahap Awal Tak Ada Gejala, Dokter Ingatkan Perlunya Edukasi Masyarakat

Hanya 28 persen yang menerima pengobatan terapi antiretroviral (ARV). Indonesia menempati urutan ketiga terendah di Asia Pasifik untuk cakupan pengobatan ARV bersama dengan Pakistan dan Afghanistan.

Hampir setengah dari semua infeksi HIV baru pada anak dipastikan berasal dari ibu yang tidak menerima terapi ARV. Data juga menunjukkan banyak ibu yang menghentikan terapi, selama hamil dan menyusui.

“Hal ini mencerminkan gambaran situasi global dan situasi di Indonesia oleh UNAIDS yang menggambarkan bahwa HIV AIDS di Indonesia merupakan masalah,” kata Maxi.

“Saya garis bawahi dari pemaparan sebelumnya bahwa kita sudah 35 tahun tapi belum ada tanda-tanda kita melakukan pemberantasan HIV AIDS yang berbahaya itu,” lanjutnya.

Daftar 10 Kota dengan Biaya Hidup Termahal di Dunia pada 2022 Previous post Daftar 10 Kota dengan Biaya Hidup Termahal di Dunia pada 2022
Sambut Momen Liburan Akhir Tahun, Tiket.com dan Antis Luncurkan Program Next post Sambut Momen Liburan Akhir Tahun, Tiket.com dan Antis Luncurkan Program “Safer Vacations”